Lahirnya Intelegensia di Aceh dan Posisinya dalam Kontestasi Formasi Sosial Pasca Formalisasi Agama

  • Miswari Miswari IAIN Langsa
Kata Kunci: Intelektual, Aceh, Tradisionalis, Modernis, Sekular

Abstrak

Artikel ini bertujuan menganalisis lahirnya gerakan-gerakan intelektual di Aceh pasca terjadinya Kolonialisme Belanda dan dimulainya modernisasi. Sebagaimana fenomena yang muncul di Hindia Belanda secara umum, kehadiran Belanda di Aceh menyebabkan gerakan intelektual tradisional yang berbasis di dayah memberikan respon terhadap sekolah umum modern yang diindikasi mengusung semangat sekularisme yang dianggap membahayakan identitas masyarakat Aceh. Respon-respon yang muncul adalah resistensi, negosiasi, dan akomodasi. Metode penelitian artikel ini menggunakan pendekatan historis berbasis kajian kepustakaan. Penulis melakukan kajian terhadap literatur-literatur terkait penelitian. Data yang dikumpulkan diverifikasi, dianalisis, dan direkonstruksi secara naratif. Temuan penelitian menunjukkan, kelompok intelektual terbagi kepada tiga varian yakni kelompok resisten yakni pihak intelektual tradisional yang berbasis pendidikan dayah, kelompok negosiatif yakni pihak intelektual modernis yang berbasis pendidikan madrasah, dan kelompok akomodatif yakni pihak sekuler yang berbasis pendidikan sekolah. Tiga varian intelektual ini terus menerus memainkan perannya dalam pembentukan formasi sosial di Aceh. Pasca konflik, akibat desakan formasi sosial, antara kelompok dayah, madrasah, dan sekolah, terjadi kontestasi untuk memperebutkan dominasi. Hasilnya, kelompok modernis memenangkan wacana dan ide, kelompok tradisional menjadi pejuang ide dan wacana modernis, dan kelompok sekuler mengikut kepada kehendak kelompok tradisional.

Diterbitkan
2023-12-13