Menelesuri Fungsi Badan Harta Agama di Aceh: Studi Historis Regulasi Zakat dan Wakaf

  • Shafwan Bendadeh STIS Nahdlatul Ulama, Aceh, Indonesia
  • Zahri Hamat University Sains Malaysia, Pulau Pinang, Malaysia
Keywords: Badan Harta Agama, Aceh, Regulasi, Zakat, Wakaf

Abstract

Kajian ini membahas tentang fungsi Badan Harta Agama di Aceh. Badan Harta Agama merupakan lembaga yang diamanahkan untuk menertibkan, menginventarisir serta mendayagunakan harta agama, baik berupa harta baitul mal, zakat dan wakaf atau meusara. Penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif, yaitu menelaah teori-teori, mengkaji peraturan perundang-undangan dengan pendekatan historis, yaitu melacak dan meneliti sejarah badan harta agama di Aceh terkait kewenangan serta perkembangannya dari waktu ke waktu. Adapun hasil penelitian ini adalah: a). Pengumpulan zakat sudah dimulai pada masa Sultan Alauddin Riayat Syah yang memerintah pada tahun 1539-1567 Masehi. b). Masa penjajahan Belanda, dana zakat diperuntukkan untuk berperang melawan penjajah; c). Masa pendudukan Jepang, diberikan kewenangan khusus mengurus masalah zakat dan wakaf; d). Baitul Mal di Aceh sudah ada sejak tahun 1968, berdasarkan Peraturan Menteri Agama No. 4/Juli/1968 tentang Pembentukan Badan Amil zakat; e). Tahun 1973 Pemerintah Daerah Istimewa Aceh membentuk badan khusus Badan Penertiban Harta Agama (BPHA); f). Tahun 1976 BPHA dirubah menjadi Badan Harta Agama (BHA) berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Aceh No. 407/1976 yang bertugas untuk menertibkan, menginventarisir dan mendayagunakan harta agama di Aceh; g). Tahun 1993 BHA dirubah lagi menjadi BAZIS; dan h). Tahun 1999 lahirnya Undang-Undang No. 44/1999 tentang Keistimewaan Aceh, sehingga terbentuknya Baitul Mal yang diatur dengan Peraturan Daerah No. 5/2000 tentang Pelaksanaan Syariat Islam beserta dikeluarkannya Keputusan Gubernur Aceh No. 18/2003 tentang Pembentukan Orgaisasi dan Tata Kerja Badan Baitul Mal Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang beroperasi awal Januari 2004.

References

Alfian, I. (1987). Perang di Jalan Allah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Amiruddin, M. H. (2003). Ulama Dayah Pengawal Agama Masyarakat Aceh. Kota Lhokseumawe, Aceh: Nadiya Foundation.

Amrullah (2008). Regulasi Zakat (Dari Fiqih Klasik Menuju Fiqih Negara). Banda Aceh: Baitul Mal Aceh.

Amrullah (2009). Kisi-Kisi Perjalanan Baitul Mal Aceh: Mengungkapkan Potret Perjalanan BAZDA di Aceh Sejak Tahun 2004. Banda Aceh: Baitul Mal Aceh.

Analiansyah & Jamhuri (2008). Syariat Islam di Nanggroe Aceh Darussalam (Inventarisir Dokumen). Banda Aceh: Fakultas Syariah IAIN Ar-Raniry dan Dinas Syariat Islam Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Arfah, T. & Jamilah, P. “Kebijakan Umar Bin Khattab.” Jurnal Islamika, 4.1 (2021): 25-38. Print.

Azyumardi Azra, “Filantropi dalam Sejarah Islam di Indonesia” dalam Zakat dan Peran Negara, ed. Kuntoro Noor Aflah dan Mohd. Nasir Tanjung, (Jakarta: Forum Zakat (FOZ), 2006).

Badan Harta Agama (1978). Zakat Tanaman, No. 1. Banda Aceh: BHA-Propinsi Daerah Istimewa Aceh.

C. Van Vollenhoven, Het AdatRecht van Nederlandsch Indie, Jilid I, (Leiden: E.J. Brill, 1931).

Christian, S. H. (1906). The Acehnese. Leiden: E.J. Brill.

Christian, S. H. (1983). Islam di Hindia Belanda. Terjemahan: S. Gunawan. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

Cornelis, V. V. (1931). Het AdatRecht van Nederlandsch Indie, Jilid I. Leiden: E.J. Brill.

Cut, Hayatun Nufus, Pengelolaan Zakat di Aceh Perspektif Qanun, (Depok, Jawa Barat: STEI SEBI, 2016).

Fakhruddin (2008). Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia. Malang: UIN-Malang Press.

Haroen, N. (2007). Fiqh Muamalah. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Harry, J. B. (1958). The Crescent and The Rising Sun: Indonesian Islam Under The Japanese Occupation, 1942-1945. The Hague: W. Van Hoeve.

Herlina, K. W. & Tho’in, M. “Pengelolaan Baitul Mal dalam Memingkatkan Kesejahteraan Negara.” Jurnal Akuntansi dan Pajak 14.1 (2013): 6-10. Print.

Hidayatina & Muhayatsyah, A. “Overlaping Fungsi Baitul Mal dan Kantor Urusan Agama Sebagai Lembaga Pengelola Wakaf: Kritik Terhadap Peran Baitul Mal Sebagai Lembaga Pengelola Wakaf di Aceh.” Inferensi-Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 13.2 (2019): 329-350. Print.

Ikhsanuddin, M. (2021, December 31). Pengelolaan Wakaf Era Kesultanan Aceh Darussalam. Tabloid Gema Baiturrahman, p. 6.

Itang & Rehan, H. A. “Perundang-Undangan Zakat di Indonesia: Studi Historis Regulasi Tentang Zakat.” Tazkia Jurnal Keislaman, Kemasyarakatan dan Kebudayaan 19.2 (2018): 116-128. Print.

Kompilasi Peraturan Pelaksanaan Zakat Dalam Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (2005). Seri A. No. 1. Banda Aceh: Badan Baitul Mal Aceh.

Kuntoro, N.A, & Mohd, N. T. (Ed.). (2006). Filantropi dalam Sejarah Islam di Indonesia: Zakat dan Peran Negara. Jakarta: Forum Zakat (FOZ).

Majelis Ulama Indonesia. (1972). Hasil Survey Harta Agama. Banda Aceh: MUI Propinsi Daerah Istimewa Aceh.

Manan, Abdul. (2021). Metode Penelitian Etnografi. Aceh Besar: AcehPo Publishing.

Moekijat (1999). Analisis Jabatan. Bandung: Mandar Maju.

Muhammad (2022). Zakat Profesi, Wacana Pemikiran dalam Fiqih Kontemporer. Jakarta: Salemba Diniyah.

Muhammad, D. A. (1988). Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta: UI Press.

Nazaruddin, A. W. (2010). Optimalisasi Peran Baitul Mal Aceh: Dalam Pengembangan dan Penyagunaan zakat. Makalah disampaikan pada kegiatan Sosialisasi Kesadaran Zakat 12.10, Baitul Mal Aceh.

Noer, D. (1983). Administrasi Islam di Indonesia. Jakarta: Rajawali.

Pedoman Zakat (2022). Jakarta: Badan Proyek Peningkatan Zakat dan Wakaf, Departemen Agama Republik Indonesia.

Qal’ahji, Muhammad Rawwas (1999). Ensiklopedi Fiqh Umar ibn al-Khattab. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Raharjo, D. (1987). Perspektif Deklarasi Makkah Menuju Ekonomi Islam. Bandung: Mizan.

Shiddiqi, N. (1985). Islam pada Masa Pendudukan Jepang: Sebuah Tinjauan tentang Peranan Ulama dan Pergerakan Muslim Indonesia. Yogyakarta: Dua Dimensi.

Shiddiqi, N. (1997). Fiqh Indonesia: Penggagas dan Gagasannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Solikhan, Munif. “Analisis Perkembangan Manajemen Zakat untuk Pemberdayaan Masyarakat di Indonesia.” Jurnal Ilmiah Syiar 20.1 (2020): 123-124. Print.

Sufi, Rusdi, et.al. (1984). Pola Penguasaan Pemilikan dan Penggunaan Tanah Secara Tradisional Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.

Sujarweni, V. Wiratna (2014). Metodeologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Perss.

Sukardi (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarata: PT Bumi Aksara.

Sutarto (1993). Dasar-Dasar Organisasi. Yogyakarta: UGM.

Syadli, M. Z. A. “Pendidikan Islam di Kesultanan Aceh: Ulama, Meunasah dan Rangkang.” Jurnal Al Qalam 20.96 (2003): 125-142. Print.

Syam, M. (2023, September 4). Kebutuhan Akan Baitul Mal Bagi Peradilan Agama dengan Padanannya Balai Harta Peninggalan (BHP) di Indonesia. Dikutib dari https://badilag.mahkamahagung.go.id/artikel/publikasi/artikel.

T. Ibrahim Alfian, et.al. (1982). Revolusi Kemerdekaan Indonesia di Aceh (1945-1949). Banda Aceh: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Pengembangan Permuseuman Daerah Aceh.

Taqiyuddin, Abu Bakar bin Al-Husaini (1993). Kifayatul Akhyar. (Terj. Syarifuddin Anwar & Misbah Musthafa). Surabaya: Bin Iman.

The, Liang Gie (1968). Kamus Administrasi. Jakarta: Gunung Agung.

Tumanggor, R., Alamsyah, T., & Aly, A. (1982). Pendayagunaan Harta Agama di Aceh (Laporan Penelitian, Lembaga Research & Survey), IAIN Jami’ah Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh.

Zainal, N. H. (2008). Analisi Kesesuaian Tugas Pokok dan Fungsi dengan Kompetensi Pegawai pada Sekretariat Pemerintah Kota Makassar. (Skripsi yang tidak diterbitkan). Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin Makassar.

Published
2024-06-05
How to Cite
Bendadeh, S., & Hamat, Z. (2024). Menelesuri Fungsi Badan Harta Agama di Aceh: Studi Historis Regulasi Zakat dan Wakaf. MAQASIDI: Jurnal Syariah Dan Hukum, 4(1), 56-68. https://doi.org/10.47498/maqasidi.v4i1.2520
Section
Articles