BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN https://ejournal.staindirundeng.ac.id/index.php/bidayah <p style="text-align: justify;"><strong>Bidayah: Studi Ilmu-Ilmu Keislaman</strong> merupakan jurnal institusi yang diterbitkan oleh STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh. Jurnal ini menerima artikel yang berhubungan dengan pemikiran dan pengembangan ilmu-ilmu keislaman melalui hasil penelitian, ulasan buku dan kajian analisis kritis.&nbsp; Jurnal ini diterbitkan dalam versi online dengan jumlah terbitan dua kali dalam setahun. <span lang="id">Jurnal ini juga telah <strong>Terakreditasi </strong>berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nomor 164/E/KPT/2021<br><br></span><span lang="id"><strong>Alamat Sekretariat Jurnal:</strong><br>Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh<br>Alamat: Jl. Lingkar Kampus Alue Peunyareng, Gp. Gunong Kleng, Kec. Meureubo, <br>Meulaboh - Aceh Barat.<br>Kode Pos: 23615 Telp/Fax (0655) 7551591 e-mail: jurnalbidayah@staindirundeng.ac.id</span></p> Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh Aceh Barat en-US BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN 2086-7174 MENEMUKAN JATIDIRI REMAJA PERSPEKTIF ISLAM https://ejournal.staindirundeng.ac.id/index.php/bidayah/article/view/2787 <p>Penelitian berdasarkan pentingnya pemahaman terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh remaja saat ini. Dalam lingkungan sosial yang semakin kompleks dan berubah dengan cepat, remaja seringkali mengalami tekanan dan konflik dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk menyajikan informasi tentang konsep diri dan identitas diri dalam perspektif Islam. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian adalah penelitian kualitatif. Dalam hal ini penulis menggunakan studi kepustakaan (library research) yaitu serangkaian penelitian yang&nbsp; menggunakan studi pustaka. Adapun Hasil penelitian ini didapatkan bahwa transformasi intelektual dari cara berfikir ramaja ini menemukan jatidirinya dan memungkinkan mereka&nbsp; tidak&nbsp; hanya&nbsp; mampu&nbsp; mengintregrasikan&nbsp; dirinya&nbsp; kedalam&nbsp; masyarakat dewasa,&nbsp; tapi&nbsp; juga&nbsp; merupakan&nbsp; karakteristik&nbsp; yang&nbsp; paling&nbsp; menonjol&nbsp; dari&nbsp; semua periode&nbsp; perkembangan. Pemuda merupakan motor penggerak bagi peradaban. Oleh karena itu, jika pemuda Muslim yang memiliki aqidah yang kokoh dan kuat maka akan taat dan pasrah dan segera mempersiapkan diri untuk menghadapi hari itu, dengan mengerjakan amal-amal shaleh.</p> Masbur Masbur Syahril Syahril Muhammad Syarif Copyright (c) 2025 BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-16 2025-06-16 15 1 1 17 10.47498/bidayah.v15i1.2787 PERKEMBANGAN PESANTREN DI KOMUNITAS ISLAM MODERN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN ISLAM: STUDI ATAS PESANTREN MUHAMMADIYAH https://ejournal.staindirundeng.ac.id/index.php/bidayah/article/view/2993 <p><em>This research aims to reveal the Islamic education system in Muhammadiyah which is famous for its motto of Progressive Islam, so that a modernization of education movement is formed to improve the quality of Islamic education. As one of Muhammadiyah's programs is to carry out a tajdid or reform movement. One thing that is starting to develop rapidly at this time in Muhammadiyah is the Modern Islamic Boarding School with the integration of religious knowledge with general knowledge. This research uses a qualitative approach-literature study and uses documentation methods to collect data. The results of this research are to explain the dynamics of Muhammadiyah education and the development of modern Muhammadiyah Islamic boarding schools. The Muhammadiyah education reform movement has existed since its inception, with the aim of producing intellectual scholars and religious scholars. One of the Muhammadiyah movements that is currently developing rapidly is the Islamic boarding school with a modernist system which consists of three, namely: Muhammadiyah Boarding School (MBS), Integral Islamic boarding school, and Takhassus Islamic boarding school</em></p> Muhammad Awwaludin Aprilianto Iksan Kamil Sahri Copyright (c) 2025 BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-16 2025-06-16 15 1 18 42 10.47498/bidayah.v15i1.2993 REPRESENTASI NILAI-NILAI KEISLAMAN DALAM NASKAH HIKAYAT PRANG CUT ALI , HIKAYAT RANTO, DAN HIKAYAT TEUNGKU DIMEUKEK https://ejournal.staindirundeng.ac.id/index.php/bidayah/article/view/3089 <p>Sebagai naskah lama, hikayat merupakan salah satu dari karya sastra yang sering menyelipkan berbagai nilai-nilai dalam kehidupan, salah satunya nilai keislaman. Selain itu, sebutan hikayat telah cukup mewarnai pengaruh Islam karena istilah tersebut baru dikenal sesudah masuknya Islam dan kebudayaannya. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian berjudul Representasi Nilai-Nilai Keislaman dalam Naskah Hikayat Prang Cut Ali , Hikayat Ranto, dan Hikayat Teungku Dimeukek. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nilai-nilai keislaman apa saja yang terkandung dalam hikayat Prang Cut Ali, hikayat Ranto, dan hikayat Teungku Dimeukek serta untuk mengkaji bagaimana perbedaan penyajian isi dalam ketiga hikayat tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan kajian pustaka yang mana sumber data berupa naskah hikayat itu sendiri. Kemudian, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis semiotika, yaitu menggunakan teori representasi Stuart Hall. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa ketiga hikayat mengandung nilai-nilai keislaman, baik nilai illahiyah maupun nilai insaniyah. Pada hikayat Prang Cut Ali mengandung nilai illahi yang meliputi: nilai keimanan dan nilai ubudiyah, dan nilai insaniyahnya meliputi nilai etika. Pada hikayat Ranto, nilai illahinya meliputi: nilai keimanan dan nilai ubudiyah, sedangkan nilah insaniyahnya meliputi: nilai sosial dan nilai estetika. Terakhir, pada hikayat Teungku Di Meukek, nilai illahi yang terkandung melaiputi nilai keimanan saja dam nilai insaniyahnya meliputi nilai sosial saja. Selain itu, dari hasil kajian ditemukan pula bahwa ketiga hikayat memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut meliputi gaya penyampaian pembuka dan penutup, karakteristik dalam penyisipan nilai keislaman, dan perbedaan dalam membawakan sebuah cerita.</p> Nina Eka Putri Copyright (c) 2025 BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-16 2025-06-16 15 1 43 70 10.47498/bidayah.v15i1.3089 NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI MEGENGAN DI DESA LANGGENHARJO KECAMATAN JUWANA KABUPATEN PATI https://ejournal.staindirundeng.ac.id/index.php/bidayah/article/view/3247 <p><em>This research aims to describe the implementation and values ​​of Islamic education in the megengan tradition. This type of research uses a qualitative descriptive method with a phenomenological approach. This research took place in Langgenharjo village, Juwana subdistrict, Pati Regency. The data collection methods for this research are observation, interviews and documentation methods. The results obtained from this research are that the implementation of the Megengan tradition is carried out in the month of Sha'ban in the afternoon until dusk at the prayer room by bringing food in the form of blessed rice brought from home which will later be exchanged with other people. The implementation of the megengan tradition begins with an opening, mauidhoh hasanah, tahlil, prayer and closing. The implementation of this tradition is led by religious figures. The values ​​of Islamic education in the Megengan tradition include gratitude, togetherness, tolerance and simplicity.</em></p> <p><em>&nbsp;</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Values, Islamic Education, Megengan Tradition</em></p> Sinta Nur Azizah Puspo Nugroho Copyright (c) 2025 BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-16 2025-06-16 15 1 71 88 10.47498/bidayah.v15i1.3247 PERSEPSI MAHASISWA NON-MUSLIM TERHADAP MODERASI BERAGAMA DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI UMUM DI ACEH https://ejournal.staindirundeng.ac.id/index.php/bidayah/article/view/3401 <p>Several survey institutions show that Public Universities (PTU) are vulnerable to exposure to radicalism, at the same time other survey institutions place Aceh as the most intolerant province. To verify previous research, this research examines the opinions of non-Muslim students regarding the practice of religious moderation in campus environments, namely Teuku Umar University (UTU) Meulaboh and Syiah Kuala University (USK) Banda Aceh. This research aims to describe the perceptions of non-Muslim students regarding implementing religious moderation in the environments of the two campuses. This research is a qualitative study that explains students' perceptions of religious moderation which are described using the four religious moderation indicators of the Indonesian Ministry of Religion. The data in this research was collected using interview techniques, questionnaires, and documentation. The results of this research show that the two PTUs are committed to implementing the values ​​of Pancasila and the 1945 Constitution, respecting minority religions, not being exclusive, and having an accommodating attitude towards culture. Overall, the percentage of non-Muslim students' perception level regarding the implementation of religious moderation is 73.25%.</p> Reni Kumalasari Copyright (c) 2025 BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-16 2025-06-16 15 1 89 100 10.47498/bidayah.v15i1.3401 PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI LANDASAN SPIRITUALISTIK https://ejournal.staindirundeng.ac.id/index.php/bidayah/article/view/3541 <p>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Di era millenium sekarang ini, masa dimana globalisai tidak bisa dibendung lagi, perkembangan zaman terus memuncak atau bisa dikatakan sebagai masa peralihan, itulah yang harus diterima, membekali peserta didik dengan &nbsp;strategi atau siyasah apa saja yang harus dipilih untuk kebaikan dan kepantingan bersama. Di zaman modern yang serba canggih ini, serta bisa di qiyaskan bahwa banyak tipe lembaga&nbsp; pendidikan formal yang tidak beres, realitas pada saat ini banyak di temukan di kota-kota besar atau metropolitan. Dalam bidang keilmuan non religi serta spiritualnya bisa dikatakan unggul, akan tetapi nilai-nilai spiritual yang ada belum mencerminkan, sebagai seorang muslim. Makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna yang berketerampilan cerdik serta lincah dan pandai. Dan oleh karena itu semua orang bisa dilatih melalui lembaga pendidikan. Pendidikan Islam dalam garis besarnya mengajarkan setiap manusia dan umat Islam khusunya untuk mencapai suatu target dan mewujudkan sebuah tujuan yang sesungguhnya yaitu untuk selalu taat dan patuh kepada Allah SWT. Sifat membangkang, sombong dan lainnnya adalah salah satunya sifat dan karakter manusia yang tidak memiliki dan dilandasi pondasi pendidikan Islami. Allah memberikan potensi fitrah kepada manusia sejak ia lahir kedunia dan perlu ada bimbingan dan pendidikan yang dibebankan kepada kedua orang tua sebagai guru atau pendidik awal anaknya.</p> Adi Kasman Copyright (c) 2025 BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-16 2025-06-16 15 1 101 116 10.47498/bidayah.v15i1.3541 DAMPAK PEMBELAJARAN METODE SOROGAN DAN BANDONGAN TERHADAP KEMAMPUAN MAHASANTRI MEMBACA KITAB KUNING DI PONPES KRAPYAK ALI MAKSUM YOGYAKARTA https://ejournal.staindirundeng.ac.id/index.php/bidayah/article/view/3634 <p><em>This study aims to identify the impact of two learning methods (sorogan and bandongan) used in the H Mahasantri Complex of Krapyak Islamic Boarding School, Ali Maksum Foundation Yogyakarta. Aiming to find out which learning method is very significant to the ability of Mahasantri to read the yellow book. This research is qualitative in nature with the type of interview study research, the data is analyzed descriptively assisted by written references. This study concludes that the sorogan method and the bandongan method have their own characteristics and uses. in terms of the ability to read the yellow book of Mahasantri, the sorogan method is favored because this method can provide more effective learning. There are many profound positive impacts on the student's scientific development, independence, discipline, and spirituality. The sorogan and bandongan methods can be combined with the aim of improving the quality of education by providing a balance between individual deepening and collective understanding. By combining the two methods, students can learn in more diverse ways, gain a deeper understanding, and overcome the shortcomings that exist in each method.</em></p> Ilzam Hubby Dzikrillah Alfani Mukhsin Anggi Anggraini Ana Dwi Lestari Copyright (c) 2025 BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 2025-06-16 2025-06-16 15 1 117 133 10.47498/bidayah.v15i1.3634