KOLERASI EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT (ESQ) TERHADAP PROFESIONALISME GURU

  • Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Teungku Dirundeng Meulaboh
Keywords: ESQ, Profesioanalisme, Guru

Abstract

Abstract

The success of the transformation of knowledge from a teacher to a student is largely determined by the intelligence of three aspects, namely intelligence, emotional and spiritual. This study discusses the concept of teacher professionalism and its relation to ESQ. In discussing the above problems, the writer uses library research with qualitative analysis research methods. From the results of the study the authors conclude that teacher professionalism is a profession that animates a teacher in generating intellectual, emotional and spiritual intelligence of students, ESQ is the result of the integration of IQ, EQ and SQ through the principle of tawhid. With the awareness of monotheism, emotions will be controlled, so that a sense of calm and peace will arise. With this controlled emotional calm, the God spot or the door of the heart opens and works, so that divine whispers invite the qualities of justice, compassion, honesty, responsibility, care, creativity, commitment, togetherness, peace and heart whispers. other noble will be heard so that the potential for intellectual and emotional intelligence works optimally.

 

Keywords: ESQ, Teacher , Profesionalism

 

Abstrak

 

Keberhasilan transformasi ilmu dari guru kepada seorang murid sangat ditentukan oleh kecerdasan dari tiga aspek  yaitu inteligensi, emosional dan spiritual. Penelitian ini membahas kosep profesionalisme guru dan kaitannya dengan ESQ. Dalam membahas permasaalahan di atas, penulis menggunakan penelitian perpustakaan (library research) dengan motode penelitian analisis kualitatif. Dari hasil kajian penulis menyimpulkan bahwa profesionalisme guru merupakan profesi yang menjiwai pada seorang guru dalam membangkitkan kecerdasan intelektual, emosional dan kecerdasan spiritual peserta didik, ESQ merupakan hasil integrasi IQ, EQ dan SQ melalui prinsip tauhid. Dengan kesadaran tauhid, maka emosi akan terkendali, sehingga akan timbul rasa tenang dan damai. Dengan ketenangan emosi yang terkendali tersebut, maka God spot atau pintu hati terbuka dan bekerja, sehingga bisikan-bisikan Ilahiah yang mengajak kepada sifat-sifat keadilan, kasih sayang, kejujuran, tanggung jawab, kepedulian, kreativitas, komitmen, kebersamaan, perdamaian dan bisikan hati mulia lainnya akan terdengar sehingga potensi kecerdasan intelektual dan emosional bekerja dengan optimal.

 

Kata Kunci: ESQ, Profesioanalisme, Guru

References

A. Qodri Al-Azizy, Pendidikan Agama (Islam) Untuk Membangun Etika Sosial, Semarang: Aneka Ilmu, 2003.
Abdul Munir Mulkan, Nalar Spiritual Pendidikan, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2002.
Abudin Nata, Persepktif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid, Jakarta: Raja Grafindo, 2001.
___________, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2004.
___________, Paradigma Pendidikan Islam, Jakarta: Grasindo, 2001.
Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Semarang: Aditya Media, 1992.
Ahmadi, Ilmu Pendidikan ( Suatu Pengantar ), Salatiga: Saudara, 1984.
Agus Nggermanto, Quantum Quetien- Kecerdasan Quantum, Bandung: Nuansa, 2001
Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ POWER (Sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan), Jakarta: Arga, 2003.
____________, Rahasia Sukses Membangun ESQ: Berdasarkan Rukun Iman dan Rukun Islam, Jakarta: Arga, 2003.
____________, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual, Jakarta: Arga, 2006.
Asrorun Ni’am Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru, Cet. Ke- 1,Jakarta: Elsas, 2006.
At-Tirmidzi, Al-Jami’u ash-shahih, Kitab Qiyamah , Beirut: Darul Fikr, tth.
A.M. Saefuddin et.al, Desekularisasi Pemikiran:Landasan Islamisasi, Cet III, Bandung: Mizan,1991
Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ Kecerdasan Spiritual, terj. Rahmani Astuti, dkk, Bandung: Mizan Pustaka, 2007
____________, SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual Dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, Terj. Rahmani Astudi, dkk, Bandung: Mizan, 2000.
Djam’an Satori, at.al, Profesi Keguruan, Jakarta: Universitas Terbuka, 2010.
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.

H.S.Habib Adnan, Agama Masyarakat Dan Reformasi kehidupan, Denpasar: BP Denpasar, 1998.
Ibrahim Bafadal, Peningkatan Profesionalisme Guru, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Makmun, Abin Syamsuddin, Pengembangan Profesi dan Kinerja Tenaga Kependidikan. (Pedoman dan Intisari Perkuliahan – Handout), Bandung: PPs UPI Bandung, 1996.
.Muhammad Ali, Pendidikan untuk Membangun Nasional: Menuju Bangsa Indonesia yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi, Jakarta: IMTIMA, 2009.
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam upaya mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004
Mulyasa. E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
Moeslim Abdurrahman, Islam Transformatif, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1995
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.
Nana Syodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PPs. UPI dan Remaja Rosdakarya, 2005.
Piet, A. Sahertian, Profil Pendidikan Profesional, Yogyakarta: Andi Offset, 1994
Sukidi, Rahasia Sukses Hidup Bahagia Kecerdasan Spiritual Mengapa SQ Lebih Penting dari pada IQ dan EQ, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002.
Syahmuharnis, dan Harry Sidharta, Transcendental Quotient (Kecerdasan diri terbaik),
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Bandung: Citra Umbara, 2006.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, cet.II, Jakarta: Visimedia, 2007.
Yunus Abu Bakar, Profesi Keguruan, Surabaya: AprintA, 2009.
Published
2021-08-04
Section
Articles